Sabtu, 12 Februari 2011

praktikum di desa merduati..(perlu edit lagi)

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. TUJUAN DAN MAMFAAT PRAKTIK

Praktikum pengembangan masyarakat merupakan program mata kuliah jurusan, dengan tujuan utama untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Dan mahasiswa mampu memahami permasalah yang ada dalam masyarakat.

1. a. Mamfaat umumnya adalah:

* Menjembatani dan mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat.
* Membantu pemerintah dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
* Mengembangkan kerja sama antar disiplin ilmu dan lembaga pemerintah.

1. b. Mamfaat khususnya adalah:

* Pengalaman kerja nyata dalam masyarakat.
* Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya wawasan mahasiswa.
* Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat.



1. B. SASARAN KEGIATAN PRAKTIK

Adapun yang menjadi sasaran kegiatan praktik kami adalah seluruh jenis PMKS yang ada di Gampong Merduati. Namun disamping itu kami lebih mengkhususkan kepada 2 jenis PMKS saja yaitu :

1. Tuna Netra
2. Anak Telantar.



C. WAKTU DAN TEMPAT

1. Waktu

* Awal bulan 10 hingga sampai selesai



1. Lokasi Praktik

* Gampong Merduati Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh.



D. PROSES PRAKTIKUM

Dalam proses Praktikun ini, kami melihat masalah atau sumber tersebut dengan mengacu pada beberapa pengamatan, yaitu dari segi lingkungan, sarana dan prasarana, sumber daya masyarakat / manusianya, ekonomi, sosial budaya, dan agama /keyakinan penduduk setempat, dan melalui kelurahan setempat untuk imformasi yang lebih akurat atau melihat proses referensi yang ada.

HASIL WAWANCARA DI DESA MERDUATI (Kasus Pengangguran)

1. A. Identitas Klien:
1. Nama : Amirullah
2. Usia : 29 Tahun
3. Asal Tempat Tinggal : Merduati
4. Jumlah Saudara : Anak Ke 1 Dari 3 Bersaudara
5. Jenis Kelamin : Laki- Laki
6. Agama : Islam
7. Hubungan Klien dengan Keluarga : Dari Segi Hubungan Komunikasi Dengan Keluarga Baik-Baik Saja
2. B. Latar Belakang Berdasarkan Ekonomi
3. Sejak kapan klien itu menjadi pengangguran? Sejak orang tua klien meninggal dunia, karena orang tua klien hanya seorang Buruh Pasar.
4. Dimana kebiasaan klien?
5. Kenapa klien putus sekolah? Karena orang tua klien tersebut tidak mampu membiayainya lagi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

- Orang tua (Ayah) klien tersebut telah meninggal dunia.

- Ibu klien yang sehari-harinya bekerja di warung hanya mampu menafkahi adik-adik klien.

- Karena jumlah saudara tidak sesuai dengan pendapatan sang ibu klien, sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah klien tersebut.





1. C. Keadaan Fisik Klien

Keadaan fisik klien tersebut ketika kami wawancara baik-baik saja, karena kebutuhan sehari-hari di panti Walyatama tesebut terpenuhi baik dari segi konsumsi, tempat tinggal dan yang terutama pada pendidikan beserta moral yang paling membuat klien tersebut sangat senang dia bisa melanjutkan sekolahnya dan sekarang telah menduduki kelas 2 SMP selama berada di Panti Walyatama.

1. D. Keadaan Psikologis Klien

Walaupun dia (klien) tersebut merasa senang tinggal di panti, tapi ketika kami mewawancarai, klien merasa cemas akan kehidupannya, sehingga sedih ketiak mengingat keluarga dan seakan-akan dia tidak bisa melukukan apa-apa, selain hanya bisa pasrah saat mengingat masa lalu bahwa apakah sampai sekarang klien tersebut bisa berkumpul bersama keluarganya kembali? Ketika kami sebagai calon peksos melihat mimik wajahnya klien dengan penuh harapan dan tanda tanya.

1. E. Kehidupan Sosial Klien
1. Hubungan klien terhadap orang tua baik-baik saja dan orang tua klien juga member uang kepada pihak Panti ketika ada kemudahan rezeki, dengan tidak ada ketetapan yang harus di beri dan jumlahnya berapa.
2. Hubungan Klien dengan keluarga juga baik-baik saja dan sering berkomunikasi lewat via HP antara klien dengan keluarganya.
3. Hubungan keluarga dengan teman-temannya yang ada dip anti ungkapnya, ketika bermain dia sering diajak sama kawan-kawan yang ada di Panti Walyatama tersebut.
2. F. Kesimpulan Kami Sebagai calon Peksos
1. Keadaan klien tersebut sudah bisa melanjutkan sekolahnya lagi dan menjalankan kehidupaannya sehari-hari sebagai mana anak-anak yang lain yang berada di Panti Walyatama.
2. Dan Klien tersebut sudah mendapatkan kebutuhan sebagai mana yang diharapkan baik itu klien sendiri maupun kebutuhan-kebutuhan sebagaimana yang diberikan oleh pihak klien tersebut.



1. G. Kelebihan yang dimiliki Klien

Dari hasil wawancara terhadap Pimpinan yayasan Walyatama, mengatakan bahwa klien yang kami wawancarai tersebut mempunyai suatu kelebihan yaitu dibidang praktik, dalam artian klien mampu melakukan sesuatu kegiatan tanpa teori.































BAB II

KAJIAN LITERATUR

1. A. KONSEP / TEORI YANG RELEVAN DENGAN BERBAGAI MASALAH KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan beberapa teori atau metode, misalnya :

* Melakukan observasi yaitu melaksanakan secara langsung di perusahaan melalui teori yang kemudian di terapkan dalam bentuk kegiatan atau Praktek Kerja Lapangan.
* Interview yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang tepat dan jelas yang dibutuhkan di dalam penyusunan laporan. Dan terakhir Studi Literatur dalam hal penyusunan untuk mengumpulakan data dan cara mencari yang ada kaitannya dengan pembahasan masalah.



1. B. INDIKATOR MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL
2. Balita Terlantar Yaitu anak yang berusia 0-4 tahun yang karena sebab tertentu, orang tuanya tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan: miskin, salah seorang sakit, salah seorang / kedua-duanya meninggal), sehingga mengganggu kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangannya, baik secara jasmani, rohani maupun sosial.

Indikator :

1. Anak ( Laki-laki / perempuan ) usia 0-4 tahun.
2. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya, atau balita yang tidak pernah mendapat ASI/susu pengganti atau balita yang tidak mendapatkan makanan bergizi ( 4 sehat 5 sempurna ) 2 kali dalam satu minggu atau balita yang tidak mempunyai sandang yang layak sesuai dengan kebutuhannya.
3. Yatim piatu atau tidak dipelihara, ditinggalkan oleh orang tuanya pada orang lain, ditempat umum, rumah sakit, dan di tempat umum lainnya.
4. Apabila sakit tidak mempunyai akses kesehatan modern ( di bawa ke puskesmas dan lain-lain ).
5. Anak Terlantar Yaitu anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya, ( karena miskin, salah seorang dari Orang Tuannya/ wali pengasuh sakit, atau meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengampu/ pengasuh ), sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhannya dengan wajar baik secara jasmani, rohani, maupun sosial (PP No2 tahun 1998).

Indikator :

1. Anak ( laki-laki/ perempuan ) usia 5-8 tahun.
2. Anak yatim, piatu, yatim piatu.
3. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Anak yang lahir karena tindak perkosaan, tidak ada yang mengurus dan tidak mendapat pendidikan.
5.

Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan/di Perlakukan Salah
Yaitu anak yang terancam secara fisik dan non fisik karena tindak kekerasan, di perlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga/ lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya secara wajar

Indikator :

1. Anak laki-laki/ perempuan berusia 5-18 tahun.
2. Sering mendapat perlakuan kasar dan kejam yang mengakibatkan menderita secara psikologis.
3. Pernah dianiaya dan diperkosa
4. Dipaksa bekerja ( tidak atas kemauannya ).
5. Anak nakal Yaitu anak yang melakukan tindak pidana, atau anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang baik menurut peraturan Perundang-undangan maupun menurut Peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan (UU No3 tahun 1997 tentang pengadilan anak ).

Indikator :

1. Anak laki-laki/ perempuan berusia 8-18 tahun dan belum menikah.
2. Melakukan perbuatan secara berulang yang menyimpang atau melanggar norma masyarakat seperti :
1. Sering bolos sekolah
2. sering bohong
3. Ingkar/ menipu
4. Sering mencuri dilingkungan keluaraga
5. Sering merusak sarana umum
6. Sering mengganggu orang lain
7. Memancing keributan/ perkelahian
8. Melakukan tindak kriminal (seperti perjudian, penodongan, pemerkosaan, pembunuhan, dll).
9. Anak Jalanan Yaitu anak yang sebagagian besar waktunya berada di jalanan atau tempat-tempat umum.

Indikator :

1. Anak ( laki-laki/ perempuan ) usia 5-18 tahun.
2. Melakukan kegiatan tidak menentu, tidak jelas kegiatannya dan atau berkeliaran di jalanan atau ditempat umum minimal 4 jam/ hari dalam kurun waktu 1 bulan yang lalu, seperti : pedagang asongan, pengamen, ojek payung, pengelap mobil, pembawa belanjaan di pasar dll.
3. Kegiatannya dapat membahayakan dirinya sendiri atau mengganggu ketertiban umum.
4. Wanita Rawan Sosial Ekonomi Yaitu seorang wanita dewasa belum menikah/ janda yang tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari (Kep Mensos No 24/HUK/996).

Indikator :

1. Wanita berusia 18-59 tahun, berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi kebutuhan fisik minimum (sesuai kriteria fakir miskin).
2. Tingkat pendidikan rendah (tidak tamat/ maksimal SD)
3. Istri ditinggal suami tanpa batas waktu dan tidak dapat mencari nafkah.
4. Sakit sehingga tidak mampu bekerja.
5. Penyandang Cacat Yaitu setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu, sehingga merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara layaknya yang terdiri dari : Penyandang cacat fisik ( cacat tubuh, cacat netra/ mata dan rungu/ wicara), penyandang cacat mental serta penyandang cacat fisik dan mental ( UU No 4 tahun 1997 ).
1.

Penyandang Cacat Fisik. Yaitu seseorang yang menderita kelainan pada tulang dan atau sendi anggota gerak dan tubuh, kelumpuhan pada anggota gerak dan tulang, tidak lengkapnya anggota gerak atas dan bawah, sehingga menimbulkan gangguan/menjadi lambat untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara layak.
Indikator :
1. Anggota tubuh tidak lengkap putus/ amputasi tungkai, lengan atau kaki.
2. Cacat tulang atau persendian.
3. Cacat sendi, otot dan tungkai, lengan atau kaki.
4. Lumpuh.
5. Penyandang Cacat Mata (tuna netra) Yaitu seseorang yang buta kedua matanya atau kurang awal (low vision), sehingga menjadi hambatan, dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/ wajar

Indikator :

1. Buta total (buta kedua mata).
2. Masih mempunyai sisa penglihatan atau kurang awas (low vision).
3. Penyandang Cacat Rungu/ Wicara Yaitu seseorang yang tidak dapat mendengar dan berbicara dengan baik sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/ wajar

Indikator :

1. Tidak dapat mendengar atau memahami perkataan yang disampaikan pada jarak 1 meter tanpa alat bantu dengar.
2.

Tidak dapat bicara sama sekali atau berbicara tidak jelas
(pembicaraannya tidak dapat dimengerti).
3. Mengalami hambatan atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
4. a. Dalam Segi Fisik/ lingkungan

Akibat bencana Tsunami, telah terjadi penurunan kualitas prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman yang berdampak terhadap kelancaran aktifitas dan produktifitas masyarakat.

1. b. Dalam Segi Ekonomi

Penanganan yang diperlukan adalah menfasilitasi masyarakat korban Bencana Gempa dan Tsunami dalam akses modal untuk pengembangan ataupun membuka usaha baru yang di tunjang oleh strategi pendampingan dari semua pihak.

1. c. Dalam segi aspek sosial di mulai dari :

- Anak yatim dari keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari sesuai standar gizi, santunan penunjang belajar dan memfasilitasi untuk memperoleh kesempatan pendidikan baik formal maupun informal.

- Anak Cacat/ jompo, dengan santunan kebutuhan dasar sehari-hari.

- Anak Terlantar/ anak jalanan yang di tangani dengan memberi penyuluhan dengan baik dalam segi pengembangan SDM masyarakat sekitar kelurahan Merduati pada umumnya pekerja di pemerintahan dan swasta serta melaut atau nelayan.



1. C. KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Kebijakan sosial kadang dinyatakan sebagai salah satu bentuk respon terhadap masalah sosial. Dengan demikian kebijakan sosial mempunyai kedudukan lebih dari sekedar respon terhadap masalah sosial. Hal itu disebabkan karena kebijakan sosial tidak hanya memberikan fokus perhatian terhadap salahnya itu sendiri melainkan juga merancang suatu perubahan atau mengelola struktur sosial maupun jaringan relaksi sosial. Kemampuan masyarakat dalam menggerakkan ataupun menggali potensi yang ada untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi secara mandiri sehingga meminimalisir sikap ketergantungan terhadap pihak luar.

- Derajat kemamfaatan yang dihasilkan.

-Tingkat kemendesaan dan pemenuhan kebutuhan yang real agar tidak menimbulkan dampak susulan yang merugikan.

- Tingkat konstribusi/ kepedulian masyarakat dalam menggalang kekuatan swadaya dengan menumbuhkan keyakinan akan kemampuan dan potensi yang ada.















BAB III

DESKRIPSI HASIL STUDI LAPANGAN

1. A. Gambaran umum lokasi praktik dan rencana kerja
2. 1. Gambaran Geografis

Kelurahan Merduati terletak diwilayah Kecamatan Kutaraja Kota Banda Aceh provinsi Nanggro Aceh Darussalam dengan luas Wilayah 27,8 Ha yang dibagi menjadi Lingkungan/ Dusun yaitu :

1. Lingkungan Kemuning
2. Lingkungan Seroja
3. Lingkungan Sedap Malam.
4. Lingkungan Mawar.
5. Lingkungan Malatika

Secara Geografis, letak Kecamatan kutaraja adalah bersebelahan dengan :

1. Sebelah Utara : Selat Malaka
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Baiturrahman
3. Sebelah Barat : Krung doi / Kecamatan Meuraxa
4. Sebelah Timur : Krung Aceh
1. 2. Gambaran Demografis

Secara umum keberadaan jumlah penduduk kelurahan Merduati dapat diuraikan sebagai berikut:















Pra Rencana Sumber Data



Jumlah Penduduk

2604 Jiwa





Jumlah Kepala Keluarga

840 KK

Kelurahan



Jumlah Fakir Miskin

72 Jiwa

Kelurahan



Jumlah Anak Cacat

4 Jiwa

Kelurahan



Jumlah Anak Terlantar

2 Jiwa

Kelurahan



Gambar KK Menurut Lingkungan Serta Komposisi



Dusun/ Lingkungan

KK

Laki-laki

Perempuan

Sumber Data



Kemuning

310

485

394

Kelurahan



Seroja

174

321

323

Kelurahan



Sedap Malam

165

256

209

Kelurahan



Mawar

131

202

181

Kelurahan



Malatika

72

141

92

Kelurahan





Total



843



1405



1199



Kelurahan



1. 3. Gambaran Masalah Sosial Di Merduati

Secara Dominan akibat bencana Tsunami telah terjadi penurunan kualitas prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman yang berdampak terhadap kelancaran aktifitas dan produktifitas masyarakat. Adapun hal-hal dominan yang perlu penanganan yaitu :

1. B. Fokus Identifikasi Masalah Pengangguran Dan Penyandang Cacat
2. Penyandang Cacat, Tuna Rungu/ Wicara

Ketika kami pergi ke Merduati, kami melakukan wawancara atau Interview dengan sepasang Tuna Rungu, kebetulan sepasang tuna Rungu tersebut tidak ada dirumah. oleh karena itu kami melakukan wawancara dengan ibunda beliau. Sepasang tuna rungu tersebut sudah saling mengenal dari sejak SMP sampai sudah menikah. Adapun sepasang tuna rungu tersebut bernama:



Nama : Isna Munandar

Umur : 27 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Pekerjaan : tukang las dan tampal ban

Sedangkan Istrinya :

Nama : Hera Santi

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pekerjaan : kerajinan tangan

1. 1. Deskripsi Empiris dan Program penanganan kesejahteraan Sosial Oleh NGO / LSM

Dari pengakuan ibundanya, Dari hasil wawancara, beliau tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun lembaga lain atau LSM yang bersangkutan, beliau mendapatkan modal dan usaha dari jerih payahnya sendiri dan dia sangat rajin bekerja bahkan sampai malam hari dia masih mencari penghasilan tambahan dengan menampal ban di Ulee Kareng sampai-sampai dia dimarahi sama ibundanya karena terlalu banyak bekerja.

Keluarga penyandang cacat yaitu Ibunda dari salah satu penyandang cacat itu sendiri yaitu Tuna Rungu yang bernama Isna Munandar yang berusia 27 tahun, pekerjaan sebagai tukang las, isna dari sejak mulai kecil dia tidak bisa lagi bicara ketika masih kecil bukan dari sejak lahir dan sekarang sudah menikah. Dari hasil wawancara, beliau tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun lembaga lain atau LSM yang bersangkutan, beliau mendapatkan modal dan usaha dari jerih payahnya sendiri.





1. 2. Deskripsi Empiris kebijakan dan Program Penanganan Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah

Dari masa kecil sampai sekarang ini, beliau tidak pernah mandapatkan bantuan sama sekali yang menyangkut dengan pemerintah, yang ada Cuma bantuan dari sekolah waktu di SMA.



1. C. Deskripsi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan Potensi / Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di lokasi Praktikum yang berisi:



1. 1. Deskripsi Empiris Kebijakan Dan Program Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial Oleh Pemerintah:

Pada dasarnya Kelurahan Merduati memiliki kelembagaan maupun sumber daya alam (SDA) untuk memecahkan masalah mereka. Hanya masyarakat perlu hanya fasilitasi dari berbagai pihak, sehingga potensi tersebut yang dapat dioptimalkan. Dan digunakan untuk dapat memecahkan masalah mereka. Dengan masih adanya sumber daya manusia, sumber daya lingkungan.

1. 2. Deskripsi Empiris Kebijakan Dan Program Penanganan kesejahteraan Sosial Oleh Masyarakat

Kebijakan dari masyarakat sudah ada tentang kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari potensi manusianya yang menungguli pendidikan dan tenaga kerja yang nyaman dengan penempatan kampungnya yang dekat dengan perkotaan sehingga persoalan yang ada sehingga dapat segera diselesaikan dengan cepat.

1. 1. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. 1. Kesimpulan

Pembangunan dan Pemberdayaan masyarakat adalah sekelumit hal yang patut di junjung untuk meningkatkan stabilitas dan mobilitas sosial masyarakat dan juga pertumbuhan ekonomi suatu negara, wilayah, dan juga daerah. Pertumbuhan dan pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh skill masyarakat itu sendiri dan juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Dalam hal ini, Pemerintahan sebagai tonggak birokrasi yang merupakan kunci dalam pembangunan suatu masyarakat, tujuan lain Pemerintah juga harus menyediakan lapangan kerja, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan juga keamanan guna untuk terciptanya suatu perubahan yang lebih baik.

Selain dari itu, untuk peran pendukung seperti LSM, Koperasi, dan sebagainya juga sangat menentukan arah pembaharuan yang lebih baik terutama dalam menstabilitaskan suatu perubahan sosial masyarakat Indonesia kedepan.

1. 2. Rekomendasi

Menyimak begitu panjangnya rentetan Kemiskinan dan berbagai persoalan lain yang terjadi di Indonesia seharusnya ada perhatian lebih dari Pemerintah dalam menanggapi permasalahan tersebut dan mesti ada teori-teori yang lebih jitu agar tumbuh suatu perubahan sosial yang lebih dinamis dan harmonis, kemiskinan adalah merupakan hal yang paling rawan sehingga mengancam ke stabilan suatu daerah apalagi jika ada kecemburuan sosial.