PERANAN KELUARGA NELAYAN DALAM MENGASUH ANAK DI DESA
MEULINGGE KECAMATAN
PULO ACEH KABUPATEN
ACEH BESAR
SKRIPSI
Diajukan
dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I
untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nama
: Indra Fevriadi.
NIM
: 440605004
Jurusan
: Pengembangan Masyarakat
FAKULTAS DAKWAH
INSTINTUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN AR-RANIRY
DARUSSLAM
2011
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keluarga adalah
kesatuan masyarakat terkecil yang merupakan inti dari sendi-sendi masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi perkembangan
pribadi anak, dikatakan pertama karena sejak anak masih ada dalam kandungan dan
lahir berada didalam keluarga, dikatakan utama karena keluarga merupakan
lingkungan yang sangat penting dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi
yang utuh. Jadi semua aspek kepribadian dapat dibentuk di lingkungan ini. Perilaku
ataupun perlakuan orang tua terhadap anak merupakan factor yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak terkait dengan cara bagaimana orang tua
mendidik dan membesarkan anak.
Dalam berinteraksi
dengan anak, orang tua dengan tidak sengaja atau tanpa disadari mengambil sikap
tertentu. Anak melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperhatikan suatu
reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi suatu
pola kepribadian. Begitu pula cara-cara bertingkah laku orang tua yang
cenderung demokratis, ataupun otoriter yang masing-masing sangat mempengaruhi
suasana interaksi keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciri-ciri tertentu
pribadi anak. Dalam keluarga ada orang tua yang cenderung menerapkan pola
perlakuan demokratis, dan ada pula sejumlah orang tua yang bersikap otoriter. Masing-masing
pola perlakuan tersebut membawa dampak sendiri-sendiri bagi anak.
Dalam keluarga terjadi proses pembudayaan dari orang
tua kepada anak tentang pengenalan secara dini, untuk mengenal sesama anggota
dalam lingkungan yang diikuti tentang pemahaman nilai-nilai serta norma-norma
yang berlaku. Dalam kehidupan berkeluarga pula anak-anak akan merasakan
bagaimana pandangan dan perlakuan orang tua dalam mengasuh anak-anaknya, apakah
merasa diperhatikan atau diabaikan. Disinilah anak-anak akan merasakan situasi-situasi
yang menentukan harga dirinya dimasa depan kelak.
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dan
mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap semua anggota keluarga yang
menjadi tanggung jawabnya. Khususnya seorang ibu yang bisa dikatakan sebagai
arsitektur dalam rumah tangga, ia dituntut bisa mengatur suasana dalam rumah
dan menjadi kunci utama dalam membentuk pribadi anak-anaknya.Seorang ibu
diharapkan bisa mengatur suasana artinya ia dapat menciptakan suasana atau
kondisi keluarga yang harmonis, tenang dan bias membawa kedamaian diantara
seluruh anggota keluarga. Ia juga menjadi salah satu pembentuk pribadi anak,
yang mengandung maksud bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
pembentukan pola tingkah laku dan penanaman moral pada anak. Sudah menjadi
tradisi bahwa tiap kali seorang anak bertindak salah, maka masyarakat pertama
kali akan menimpakan kesalahan tersebut pada ibunya, bagaimana cara ibunya mendidik
anak.
Memang dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa
tugas seorang ibu cukup berat, dan lebih berat lagi apabila anak-anaknya telah menginjak
dewasa. Dalam kehidupan rumah tangga ibu mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mengasuh anak.
Menurut pendapat Hendrawan Nadesul bahwa dihari
depan setiap anak tergantung pada ibunya, sebagian nasib anak ditentukan oleh
keputusan ibu selama membesarkannya. Dengan kata lain seorang ibu mempunyai
peranan yang dominan dalam membentuk anaknya. Oleh karena itu, seorang ibu
harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara mengasuh anak
dengan mempertimbangkan dan memperhatikan perkembangan jiwa anak secara baik. Begitu
berat dan tanggung jawab yang dibebankan kepada ibu, tentunya harus menjadi
perhatian yang besar tentang bagaimana cara pandang ibu tentang mengasuh anak. Sebagaimana terjadi di keluarga nelayan desa Meulingge,
seorang ibu disana rata-rata berpendidikan rendah dan didalam mengasuh
anak-anaknya hanya dengan kemampuan seadanya sehingga hasilnyapun terkesan
biasa-biasa saja bahkan ada yang kurang baik. Sebenarnya mereka telah memiliki
kesadaran yang cukup baik seiring dengan perkembangan jaman dalam mengasuh
anak. Namun karena kesibukannya mereka mengabaikan cara mengasuh anak yang
baik.
Seorang anak di kalangan keluarga nelayan Desa Meulingge
kalau kita lihat dalam kesehariannya kurang sopan. Itu tercermin dari cara
berbicara mereka dengan orang lain, baik itu dengan orang tua, tetangga dan
orang yang baru mereka kenal. Sebagian anak-anak nelayan masih berpendidikan
relatif rendah yaitu hanya sampai tingkat Sekolah Dasar, bahkan ada juga yang tidak
lulus SD. Anak-anak tersebut memilih mengikuti jejak orang tua mereka sebagai
nelayan daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebenarnya ada keinginan dari mereka ingin melanjutkan sekolah tapi karena
kemampuan orang tuanya yang terbatas maka mereka hanya bisa menerima keadaan
yang ada. Dari dasar ini kemudian mempengaruhi tingkah laku dan tingkat
intelektual anak. Dalam melaut waktu yang dibutuhkan nelayan Desa Meulingge untuk
mencari ikan bervariasi, ada yang sehari, tiga hari, seminggu, sebulan dan
bahkan lebih. Tetapi sebagian masyarakat nelayan di desa Meulingge melaut satu
hari pulang, mereka berangkat dari pukul 03.00 WIB dan pulang kurang lebih
pukul 15.00 WIB. Pada kondisi demikian mengharuskan ibu (istri) mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengelola, membina rumah tangga dan sekaligus
mengasuh anak, karena suaminya tidak mempunyai banyak waktu luang untuk
berkumpul dengan keluarga. Kepemimpinan keluarga yang seharusnya dijalankan
oleh seorang suami dalam prakteknya ibu yang memegang peranan lebih besar jika dibandingkan
dengan suaminya. Begitu juga dalam pola pengasuhan anak, kewibawaan ayah sangat
kurang karena anak jarang sekali bertemu dengan ayahnya. Mereka baru bisa
berkumpul sebagai keluarga inti hanya beberapa jam saja setiap harinya. Faktor
sosial ini menyebabkan pendidikan anak pada keluarga nelayan kurang. Hal ini
terjadi karena kurangnya pengawasan dan pengarahan dari orang tua tentang
pendidikan bagi anak.
Ayah sibuk dengan aktivitasnya sebagai nelayan di
laut, sedangkan ibu sibuk dengan aktivitas rumah tangganya sehingga akan
diberikan kebebasan bergaul sesuai dengan kemampuan dan kemauannya sendiri.
Anggapan orang tua yang penting materi tercukupi berarti orang tua sudah
melaksanakan kewajibannya. Masalah pendidikan dan kebutuhan lainnya kurang diperhatikan,
hal ini menyebabkan rata-rata pendidikan anak nelayan masih relatif rendah dan
mereka lebih suka mengikuti jejak ayahnya sebagai nelayan.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas maka peneliti memberi judul skripsi “peranan keluarga nelayan dalam mengasuh anak
di desa Meulingge kecamatan Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar”.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
pola keluarga nelayan dalam mengasuh
anak di desa meulingge Kecamatan Pulo aceh kabupaten Aceh Besar ?
2.
Bagaimana peranan ibu dalam megasuh anak
pada keluarga nelayan?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan
pola keluarga nelayan dalam mengasuh anak di desa Meulingge Kecamatan Pulo Aceh,
2. Untuk
mengetahui peranan ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan di Desa
meulingge Kecamatan pulo aceh,
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat
secara teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan
pengetahuan tentang pola pengasuhan dan peranan ibu dalam mengasuh anak.
2. Manfaat
secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
informasi tentang pengasuhan anak di keluarga nelayan, memberi masukan bagi
Jurusan serta akademisi dan instansi terkait untuk bisa memperhatikan masalah
pendidikan anak di keluarga nelayan.
E.
Metode
Penelitaan
1. Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu pendekatan yang memandang obyek kajian terdiri dari unsur yang
saling terkait dan mendeskripsikan fenomena yang andal.
Sesuai dengan judul yaitu tentang model pengasuhan
anak pada keluarga nelayan maka penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif karena permasalahan yang akan di bahas tidak berkenaan dengan angka angka,
tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan tentang model pengasuhan
dan peranan ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan. Selain itu peneliti
juga menguraikan gambaran umum dari desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten
Aceh Besar. Agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta
dapat memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian ini, maka peneliti menggunakan
metode kualitatif, penelitian kualitatif memiliki lima ciri yaitu:
1. Dilaksanakan
dengan latar alami, karena merupakan alat penting adalah adanya sumber data
yang langsung dari peristiwa
2. Bersifat
deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar dari pada
angka.
3. Lebih
memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata.
4. Dalam
menganalisis data cenderung cara induktif.
5. Lebih
mementingkan tentang makna (esensial).
2. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian adalah obyek penelitian dimana
kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk
mempermudah dan memperjelas obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan
tidak terlalu luas. Yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan di desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Alasan
dipilihnya daerah ini karena memiliki masyarakat nelayan yang luas sera
daerahnya berada di ujung pulo aceh dengan keadaan desa kurang mendapatkan
perhatiaan maupun pembinaan.
3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok kajian yang menjadi
pusat perhatian. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitiannya, adalah:
deskripsi model pengasuhan anak pada keluarga nelayan dan peran ibu dalam mengasuh
anak pada keluarga nelayan di Desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh
Besar.
4. Subjek
dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh populasi penelitian
dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh masyarakat nelayan
di Desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, sedangkan objek penelitian
adalah sebagian dari jumlah subjek penelitian, maka dalam hal penelitian ini
yang menjadi objek meliputi beberpa keluarga nelayan, yang terdiri dari;
keluarga nelayan juragan, tiga keluarga pekerja, dan tiga nelayan miskin. Selain
sembilan objek tersebut penelitian di atas, penulis juga membutuhkan informan
pendukung untuk melengkapi informasi penelitian ini antara lain, kepala desa serta
imam meunasah desa.
5. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan analisis data dilakukan bersama dengan pengumpulan data,
adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Metode
Observasi
Merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian
terlebih menggunakan pendekatan kualitatif. Pengamatan atau observasi dimanfaatkan
sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba bahwa:
a. Teknik
pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
b. Teknik
pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri
c. Pengamatan
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi proporsional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data
d. Teknik
pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit Untuk
mengetahui gambaran awal tentang subyek penelitian, maka peneliti harus lebih
dahulu mengadakan survey terhadap situasi dan kondisi sasaran penelitian. Dalam
hal ini peneliti akan mengamati langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengan
fokus penelitian, misalnya melakukan pengamatan terhadap pola kehidupan
nelayan, rutinitas ibu-ibu nelayan, dan kegiatan serta perilaku anak-anak dari
keluarga nelayan.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakuakan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung
kepada nara sumber yang dapat dipercaya kebenarannya.
Pengambilan data dalam metode wawancara dilakukan
secara langsung saat pengamatan, dengan menggunaklan pedoman wawancara yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Keuntungan menggunakan metode wawancara
adalah :
a. Wawancara
dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami,
pewawancara dapat segera menjelaskan.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran dari
jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat wajah
maupun gerak-gerik responden.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengungkap bagaimana sebenarnya model pengasuhan anak dan peran ibu dalam
mengasuh anak pada keluarga nelayan Desa Meulinge. Adapun aspek yang ditanyakan
dalam wawancara dalam penelitian ini meliputi; identitas responden, dan hal
yang berkaitan dengan fokus penelitian (tentang bagaimana model pengasuhan anak
dan peranan ibu dalam mengasuh anak dalam keluarga nelayan).
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau
pengutipan data dari dokumen yang ada dalam lokasi penelitian. Dokumen ini
dimaksudkan untuk melengkapi data dari
wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat berupa surat-surat, gambar atau foto
dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi dalam
penelitian ini adalah untuk memperoleh data tertulis dan nyata yang meliputi;
gambaran umum desa Meulinge yang dapat
dilihat dari data Monografi desa, surat ijin penelitian, dan foto-foto yang berkaitan
dengan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan
juga analisis data. Alur analisis dengan
mereduksi banyaknya data yang diperoleh, diklasifikasikan dalam domain untuk
memperoleh gambaran yang bersifat umum dan relatif menyeluruh dari suatu fokus
permasalahan yang diteliti.
Analisis data dilakukan bersamaan dalam proses
pengamatan dan wawancara deskriptif, selanjutnya dilakukan analisis taksonomik
yang berusaha merinci lebih lanjut, Analisis taksonomik dilakukan bersamaan dengan
pengamatan terfokus dan wawancara struktural. Dalam tahap ini terkait dengan
fokus penelitian yaitu “model pengasuhan anak pada keluarga nelayan dan peran
ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan.
Selanjutnya dengan analisis tema untuk
mendiskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari yang menjadi fokus
penelitian.
Dari
hasil studi tersebut dilakukan pembahasan dari analisis serta evaluasi sesuai
dengan kriteria yang ada. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dan analisis
rekomendasi. Berangkat dari analisis rekomendasi ini kemudian diajukan beberapa
rekomendasi yang dipandang penting dan bermanfaat bagi para ibu atau keluarga
nelayan tentang model pengasuhan anak dan peranan ibu dalam mengasuh anak dalam
keluarga nelayan.
Arikunto, Suharsimi,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : Rineka
Cipta,
2002), hal, 203).
Moleong, J.L. Metodelogi
Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2002). Hal, 4-8.
Moleong,
J.L.. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya
1997).
Hal: 135.