Rabu, 21 Maret 2012

skripsi dakwah lom


PERANAN KELUARGA NELAYAN DALAM MENGASUH ANAK DI DESA MEULINGGE KECAMATAN
PULO ACEH KABUPATEN
ACEH BESAR




SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I
untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan


Oleh

Nama              : Indra Fevriadi.
NIM                : 440605004
Jurusan          : Pengembangan Masyarakat



















FAKULTAS DAKWAH
INSTINTUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN AR-RANIRY
DARUSSLAM
2011



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keluarga adalah kesatuan masyarakat terkecil yang merupakan inti dari sendi-sendi masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi perkembangan pribadi anak, dikatakan pertama karena sejak anak masih ada dalam kandungan dan lahir berada didalam keluarga, dikatakan utama karena keluarga merupakan lingkungan yang sangat penting dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi yang utuh. Jadi semua aspek kepribadian dapat dibentuk di lingkungan ini. Perilaku ataupun perlakuan orang tua terhadap anak merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak terkait dengan cara bagaimana orang tua mendidik dan membesarkan anak.
Dalam berinteraksi dengan anak, orang tua dengan tidak sengaja atau tanpa disadari mengambil sikap tertentu. Anak melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperhatikan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi suatu pola kepribadian. Begitu pula cara-cara bertingkah laku orang tua yang cenderung demokratis,  ataupun otoriter yang masing-masing sangat mempengaruhi suasana interaksi keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciri-ciri tertentu pribadi anak. Dalam keluarga ada orang tua yang cenderung menerapkan pola perlakuan demokratis, dan ada pula sejumlah orang tua yang bersikap otoriter. Masing-masing pola perlakuan tersebut membawa dampak sendiri-sendiri bagi anak.[1]

Dalam keluarga terjadi proses pembudayaan dari orang tua kepada anak tentang pengenalan secara dini, untuk mengenal sesama anggota dalam lingkungan yang diikuti tentang pemahaman nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku. Dalam kehidupan berkeluarga pula anak-anak akan merasakan bagaimana pandangan dan perlakuan orang tua dalam mengasuh anak-anaknya, apakah merasa diperhatikan atau diabaikan. Disinilah anak-anak akan merasakan situasi-situasi yang menentukan harga dirinya dimasa depan kelak.
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap semua anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Khususnya seorang ibu yang bisa dikatakan sebagai arsitektur dalam rumah tangga, ia dituntut bisa mengatur suasana dalam rumah dan menjadi kunci utama dalam membentuk pribadi anak-anaknya.Seorang ibu diharapkan bisa mengatur suasana artinya ia dapat menciptakan suasana atau kondisi keluarga yang harmonis, tenang dan bias membawa kedamaian diantara seluruh anggota keluarga. Ia juga menjadi salah satu pembentuk pribadi anak, yang mengandung maksud bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan pola tingkah laku dan penanaman moral pada anak. Sudah menjadi tradisi bahwa tiap kali seorang anak bertindak salah, maka masyarakat pertama kali akan menimpakan kesalahan tersebut pada ibunya, bagaimana cara ibunya mendidik anak.
Memang dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa tugas seorang ibu cukup berat, dan lebih berat lagi apabila anak-anaknya telah menginjak dewasa. Dalam kehidupan rumah tangga ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengasuh anak.
Menurut pendapat Hendrawan Nadesul bahwa dihari depan setiap anak tergantung pada ibunya, sebagian nasib anak ditentukan oleh keputusan ibu selama membesarkannya. Dengan kata lain seorang ibu mempunyai peranan yang dominan dalam membentuk anaknya. Oleh karena itu, seorang ibu harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara mengasuh anak dengan mempertimbangkan dan memperhatikan perkembangan jiwa anak secara baik. Begitu berat dan tanggung jawab yang dibebankan kepada ibu, tentunya harus menjadi perhatian yang besar tentang bagaimana cara pandang ibu tentang mengasuh anak. [2]  Sebagaimana terjadi di keluarga nelayan desa Meulingge, seorang ibu disana rata-rata berpendidikan rendah dan didalam mengasuh anak-anaknya hanya dengan kemampuan seadanya sehingga hasilnyapun terkesan biasa-biasa saja bahkan ada yang kurang baik. Sebenarnya mereka telah memiliki kesadaran yang cukup baik seiring dengan perkembangan jaman dalam mengasuh anak. Namun karena kesibukannya mereka mengabaikan cara mengasuh anak yang baik.
Seorang anak di kalangan keluarga nelayan Desa Meulingge kalau kita lihat dalam kesehariannya kurang sopan. Itu tercermin dari cara berbicara mereka dengan orang lain, baik itu dengan orang tua, tetangga dan orang yang baru mereka kenal. Sebagian anak-anak nelayan masih berpendidikan relatif rendah yaitu hanya sampai tingkat Sekolah Dasar, bahkan ada juga yang tidak lulus SD. Anak-anak tersebut memilih mengikuti jejak orang tua mereka sebagai nelayan daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebenarnya ada keinginan dari mereka ingin melanjutkan sekolah tapi karena kemampuan orang tuanya yang terbatas maka mereka hanya bisa menerima keadaan yang ada. Dari dasar ini kemudian mempengaruhi tingkah laku dan tingkat intelektual anak. Dalam melaut waktu yang dibutuhkan nelayan Desa Meulingge untuk mencari ikan bervariasi, ada yang sehari, tiga hari, seminggu, sebulan dan bahkan lebih. Tetapi sebagian masyarakat nelayan di desa Meulingge melaut satu hari pulang, mereka berangkat dari pukul 03.00 WIB dan pulang kurang lebih pukul 15.00 WIB. Pada kondisi demikian mengharuskan ibu (istri) mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengelola, membina rumah tangga dan sekaligus mengasuh anak, karena suaminya tidak mempunyai banyak waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga. Kepemimpinan keluarga yang seharusnya dijalankan oleh seorang suami dalam prakteknya ibu yang memegang peranan lebih besar jika dibandingkan dengan suaminya. Begitu juga dalam pola pengasuhan anak, kewibawaan ayah sangat kurang karena anak jarang sekali bertemu dengan ayahnya. Mereka baru bisa berkumpul sebagai keluarga inti hanya beberapa jam saja setiap harinya. Faktor sosial ini menyebabkan pendidikan anak pada keluarga nelayan kurang. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan pengarahan dari orang tua tentang pendidikan bagi anak.
Ayah sibuk dengan aktivitasnya sebagai nelayan di laut, sedangkan ibu sibuk dengan aktivitas rumah tangganya sehingga akan diberikan kebebasan bergaul sesuai dengan kemampuan dan kemauannya sendiri. Anggapan orang tua yang penting materi tercukupi berarti orang tua sudah melaksanakan kewajibannya. Masalah pendidikan dan kebutuhan lainnya kurang diperhatikan, hal ini menyebabkan rata-rata pendidikan anak nelayan masih relatif rendah dan mereka lebih suka mengikuti jejak ayahnya sebagai nelayan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti memberi judul skripsi “peranan keluarga nelayan dalam mengasuh anak di desa Meulingge kecamatan Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar”.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pola keluarga nelayan dalam mengasuh anak di desa meulingge Kecamatan Pulo aceh kabupaten Aceh Besar ?
2.      Bagaimana peranan ibu dalam megasuh anak pada keluarga nelayan?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Mendeskripsikan pola keluarga nelayan dalam mengasuh anak di desa Meulingge Kecamatan Pulo Aceh,
2.      Untuk mengetahui peranan ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan di Desa meulingge Kecamatan pulo aceh,

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.      Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan pengetahuan tentang pola pengasuhan dan peranan ibu dalam mengasuh anak.
2.      Manfaat secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang pengasuhan anak di keluarga nelayan, memberi masukan bagi Jurusan serta akademisi dan instansi terkait untuk bisa memperhatikan masalah pendidikan anak di keluarga nelayan.

E.     Metode Penelitaan
1.      Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang memandang obyek kajian terdiri dari unsur yang saling terkait dan mendeskripsikan fenomena yang andal[3].
Sesuai dengan judul yaitu tentang model pengasuhan anak pada keluarga nelayan maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang akan di bahas tidak berkenaan dengan angka angka, tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan tentang model pengasuhan dan peranan ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan. Selain itu peneliti juga menguraikan gambaran umum dari desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta dapat memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode kualitatif, penelitian kualitatif memiliki lima ciri yaitu:
1.      Dilaksanakan dengan latar alami, karena merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari peristiwa
2.      Bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar dari pada angka.
3.      Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata.
4.      Dalam menganalisis data cenderung cara induktif.
5.      Lebih mementingkan tentang makna (esensial).[4]
2.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah obyek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas. Yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan di desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Alasan dipilihnya daerah ini karena memiliki masyarakat nelayan yang luas sera daerahnya berada di ujung pulo aceh dengan keadaan desa kurang mendapatkan perhatiaan maupun pembinaan.
3.       Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok kajian yang menjadi pusat perhatian. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitiannya, adalah: deskripsi model pengasuhan anak pada keluarga nelayan dan peran ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan di Desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar.
4.      Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh populasi penelitian dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh masyarakat nelayan di Desa Meulinge Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, sedangkan objek penelitian adalah sebagian dari jumlah subjek penelitian, maka dalam hal penelitian ini yang menjadi objek meliputi beberpa keluarga nelayan, yang terdiri dari; keluarga nelayan juragan, tiga keluarga pekerja, dan tiga nelayan miskin. Selain sembilan objek tersebut penelitian di atas, penulis juga membutuhkan informan pendukung untuk melengkapi informasi penelitian ini antara lain, kepala desa serta imam meunasah desa.

5.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data dilakukan bersama dengan pengumpulan data, adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.      Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian terlebih menggunakan pendekatan kualitatif. Pengamatan atau observasi dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba bahwa:
a.       Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.
b.      Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri
c.       Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data
d.      Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit Untuk mengetahui gambaran awal tentang subyek penelitian, maka peneliti harus lebih dahulu mengadakan survey terhadap situasi dan kondisi sasaran penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mengamati langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian, misalnya melakukan pengamatan terhadap pola kehidupan nelayan, rutinitas ibu-ibu nelayan, dan kegiatan serta perilaku anak-anak dari keluarga nelayan.
2.       Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakuakan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung kepada nara sumber yang dapat dipercaya kebenarannya.[5]
Pengambilan data dalam metode wawancara dilakukan secara langsung saat pengamatan, dengan menggunaklan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Keuntungan menggunakan metode wawancara adalah :
a.       Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
b.       Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskan.
c.        Wawancara dapat mengecek kebenaran dari jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat wajah maupun gerak-gerik responden.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengungkap bagaimana sebenarnya model pengasuhan anak dan peran ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan Desa Meulinge. Adapun aspek yang ditanyakan dalam wawancara dalam penelitian ini meliputi; identitas responden, dan hal yang berkaitan dengan fokus penelitian (tentang bagaimana model pengasuhan anak dan peranan ibu dalam mengasuh anak dalam keluarga nelayan).
3.      Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada dalam lokasi penelitian. Dokumen ini dimaksudkan  untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat berupa surat-surat, gambar atau foto dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tertulis dan nyata yang meliputi; gambaran umum  desa Meulinge yang dapat dilihat dari data Monografi desa, surat ijin penelitian, dan foto-foto yang berkaitan dengan penelitian.

6.       Teknik Analisis Data
Bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan juga analisis data. Alur  analisis dengan mereduksi banyaknya data yang diperoleh, diklasifikasikan dalam domain untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan relatif menyeluruh dari suatu fokus permasalahan yang diteliti.[6]
Analisis data dilakukan bersamaan dalam proses pengamatan dan wawancara deskriptif, selanjutnya dilakukan analisis taksonomik yang berusaha merinci lebih lanjut, Analisis taksonomik dilakukan bersamaan dengan pengamatan terfokus dan wawancara struktural. Dalam tahap ini terkait dengan fokus penelitian yaitu “model pengasuhan anak pada keluarga nelayan dan peran ibu dalam mengasuh anak pada keluarga nelayan.
Selanjutnya dengan analisis tema untuk mendiskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari yang menjadi fokus penelitian.
Dari hasil studi tersebut dilakukan pembahasan dari analisis serta evaluasi sesuai dengan kriteria yang ada. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dan analisis rekomendasi. Berangkat dari analisis rekomendasi ini kemudian diajukan beberapa rekomendasi yang dipandang penting dan bermanfaat bagi para ibu atau keluarga nelayan tentang model pengasuhan anak dan peranan ibu dalam mengasuh anak dalam keluarga nelayan.


[1] Yullia singgih dan singgih D,gunarsa .psikologi untuk membimbing (Jakarta: BPK Gunung Mulia2000), hal 82.
[2] Nadesul, Hendrawan. Cara Sehat Mengasuh Anak, (Jakarta: Puspaswara.1996). hal 16
[3] Arikunto, Suharsimi,  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta :            Rineka Cipta, 2002), hal, 203).

[4] Moleong, J.L. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2002). Hal, 4-8.
[5] Moleong, J.L.. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 1997).
   Hal: 135.
[6] Faisal Sanapiah, Metodologi dan riset, Penelitian (Malang Y A 3, 1990): hal 91- 108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar